Antara Hujan dan Kekeringan
Musim kemarau yang masih melanda beberapa wilayah di kabupaten cianjur, khususnya kecamatan cidaun. Pergantian musim dari tahun ke tahun semakin tidak bias di prediksi, artinya kebiasaan /budaya masyarakat menghitum musim tidak lagi berfungsi, contohnya ketika mulai September itu mulai ber-beran artinya udah mulai turun hujan, tapi saat ini meskipun bulan September sudah lewat hampih pertengahan bulan oktober tetapi hujan belum kunjung tiba. Begitulah kebutuhan manusia yang terkadang tidak atau kurang menyadari akan anugrah atau rejeki tuhan yang satu ini, denga keadan musim kemarau yang seperti saat ini tidak sedikit lahan-lahan sawah tidak tergarap, naumun banyak pula yang masih ditanamai. Seperti contoh di daerah ibu kota kecamatan, tepatnya desa cidamar kecamatan cidaun, dari sekian hektar lahan pesawahan 2/3 masih bias ditanami (Alhamdulillah), sawah ini menggunakan air irigasi yang berhulu di sungai besar cidamar yang berlokasi di kedusunan sukamaju tepatnya di kampong jogjogan. Berbeda halnya denga area baik kebun (ladang) maupun sawah yang menggunakan sistem tadah hujan sampai saat ini masih kering. Tidak sedikit pohon kayu mengering dan ada diantaranya kebunya terbapakar, semoga dengan kondisi seperti ini masyarakat cidaun khususnya idonesia umumnya dapat mengambil hikmah dan pelajaran, sehingga kita tetap bisa mensyukuri segala karunia dari Allah tuhan sang pencipta…….