Kebudayaan Asrokolan
Published on: 7 Oktober 2011 //
Berita,
Sosial dan Budaya
Seiring dengan perkembangan zaman, makan berbagai asfek kehidupan mengalami perubahan dan perubahan itupun tidak dibatasi ruang dan waktu. Tidak di kota maupun di desa perubahan lebig terlihat secara signivikan terlihat dengan selera dan hasrat masyarakat terhadap kebutuhan hidupnya, masyarakat sudah mengenal berbagai ragam model pakaian, berbagai jenis menu makanan dan menginginkan barang elektronik yang seakan menjadi kebutuhan primer, salah satu contoh Hand Phone (HP) tidak hanya orang dewasa, anak-anak SD pun sudah memegang/memakai HP, dan banyak lagi fakta yang menunjukan perubahan-perubahan yang lainnya.
Meskipun demikian ada juga kebiasaan / budaya yang masih melekat di masyarakat desa khususnya, mungkin di kotapun masih ada (belum punah) meskipun hamper terlupakan, salalh satu kebudayaan yang masih melekat di masyarakat khususnya pedasaan wabil khusus di kecamatan cidaun dan sekitarnya yaitu budaya ‘Asrokol. Budaya ini tidak hanya budaya warisan nenek moyang, tetapi merupakan budaya islam dari para wali yang terkenal (Wali Songo), dalam kebudayaan ini dimana banyi yang baru lahir rambutnya di pangkas meskipun hanya sebatas simbolis tida serapih di tempat pangkas rambut pada umumnya yang memiliki model, dengan diiringi lantunan sholawatan (Marhabaan) bayi digendong dari orang ke orang untuk di pangkas rambutnya, banyak hikmah dan pelajaran yang dapat diambil dari kebudayaan ini, terutama nilai Ibadah dari Sunnah Rosulullah SAW tentang aqikah,.. semoga kebudayaan ini tidak musnah tertelan zaman.