Menembus Bukit Demi Air
Published on: 29 Mei 2011 //
Feature,
Sosial dan Budaya,
Top News
Perjuangan panjang warga Desa Puncakbaru Kecamatan Cidaun kini telah usai. sejak tahun 1975 warga Desa puncakbaru yang dulunya Desa Mekarjaya bercita-cita ingin membuat saluran irigasi untuk pengairan, mengingat sekitar 80% pesawahan dan lahan produktiflainnya tadah hujan (geledug bahasa urang puncakbaru). Mimpi besar tersebut terhenti hanya sampai survailokasi sumber air, terbatas kemampuan membuat warga kurang berdaya, karena medan yang akan terlewati saluran terhalang bukit yang amat panjang dan luas.
Namun tokoh" penerusnya tidak pantang mundur, perjuangan dilanjutkan tahun 1991 dan langkah inipun kembali terhenti karena hambatan bukit. tahun 2001 nampaknya masyarakat tidak lagi sabar untuk segera mendapatkan air, karena kondisi ekonomi yg semakin terjepit dengan menurunnya hasil pertanian yg cuma mengandalkan ketika musim hujan. Dengan semangat dan kekompakan dimulailah pembuatan saluran dari sumber air dan pembuatan terowongan untuk menembus bukit. Perjuangan tersebut berlangsung hampir satu tahun, hailnyapun sudah mulai nampak dengan panjangnya saluran dan dalamnya lubang galian terowongan yang sudah menacai 140 m. Namun nampaknya keberuntungan belum berpihak pada warga setempat, kerena lagi" perjuangan yang melelahkan itu kembali harus tertunda, kerena bukit yang di tembus terdapat lempengan tanah yang terus turun sehingga lubang terowonganpun tidak setabil dan tertutup lagi. Peristiwa teragis menimpa Mastur Wardi dan Damin Khaerudin, kala itu mereka sedang bekerja menggali di kedalaman sekitar 40 m, tiba-tiba tanah diatas lubang turun dan menutup lubang, namun atas pertolongan Allah swt, mereka berhasil keluar lubang dengan susah payah dan selamat. Peristiwa tersebut menjadi alasan utama dihentikannya galian terowongan tersebut.
Keteguhan dan keyakinan yang begitu kuat telah membantu menguatkan Mastur Wardi dan Damin Khaerudin sang tokoh masyarakat yang gandrung akan kesejahteraan warganya. Dengan niat karena Alah yang Maha Perkasa, keduanya membulatkan tekad untuk meneruskan perjuangan. Dengan kondisi seadanya tanpa peralatan yang cukup, keduanya kembali bangun dari mimpinya untuk meneruskan perjuangan mereka. dengan dibantu oleh 2 orang yang lain (4 orang) mereka kembali memulai pekerjaan khusunya menembus bukit untuk membuat terowongan.
Bulan Desember 2010 pekerjaan dimulai oleh 4 orang yang dipimpin oleh Mastur Wardi dan Damin Khaerudin. Bukit kembali ditembus, tentunya dilokasi yang berbeda dengan sebelumnya. Mereka bekerja tanpa henti baik siang maupun malam. Selama pekerjaan berlangsung bertambah warga yang membantu menjadi 11 orang, namun 7 orang yang lain hanya membantu sekali-kali, sedangkan yang 4 orang bekerja tanpa henti. Bekal yang digunakanpun hanya bahan makanan yang masih tersisa dari hasil panen sebelumnya, karena selama pekerjaan mereka total tidak bisa mencari napkah. Dalam pelaksanaannya mereka menggali bukit dari kanan dan kiri sehingga akan ketemu di tengah-tengah. Tanpa alat pengukur mereka terus bekerja hanya dengan balincong, martil dan cangku seadanya. untuk mengukur tingkat ketepatan lurusnya lubang dan kemiringan hamparan sepenuhnya hanya menggunakan isting mereka. Setelah bekerja sekitar 4 bulan, akhirnya perjuangan tanpa pamrih tersebut selesai dengan tertembusnya bukit tersebut tepat jam 22.30 (jam 11 malam) hari kamis tanggal 10 bulan Maret 2011.
Selesainya terowongan, bukan berarti masalah terpecahkan. Namun masih terbentang kurang lebih 9 KM yang hraus kerjakan untuk saluran irigasi. Tapi karena masalah utamanya telah tuntas yakni membuat terowongan, akhirnya masyarakatpun turut antusias kerjabakti untuk membuat saluran, dari hari kehari warga yang kerjabakti teru bertambah yang akhirnya air sudah mulai sampai di areal permukiman warga dan nampaknya tidak akan lama lagi harapan warga untuk mendapatkan air akan terwujud. semoga...
Namun tokoh" penerusnya tidak pantang mundur, perjuangan dilanjutkan tahun 1991 dan langkah inipun kembali terhenti karena hambatan bukit. tahun 2001 nampaknya masyarakat tidak lagi sabar untuk segera mendapatkan air, karena kondisi ekonomi yg semakin terjepit dengan menurunnya hasil pertanian yg cuma mengandalkan ketika musim hujan. Dengan semangat dan kekompakan dimulailah pembuatan saluran dari sumber air dan pembuatan terowongan untuk menembus bukit. Perjuangan tersebut berlangsung hampir satu tahun, hailnyapun sudah mulai nampak dengan panjangnya saluran dan dalamnya lubang galian terowongan yang sudah menacai 140 m. Namun nampaknya keberuntungan belum berpihak pada warga setempat, kerena lagi" perjuangan yang melelahkan itu kembali harus tertunda, kerena bukit yang di tembus terdapat lempengan tanah yang terus turun sehingga lubang terowonganpun tidak setabil dan tertutup lagi. Peristiwa teragis menimpa Mastur Wardi dan Damin Khaerudin, kala itu mereka sedang bekerja menggali di kedalaman sekitar 40 m, tiba-tiba tanah diatas lubang turun dan menutup lubang, namun atas pertolongan Allah swt, mereka berhasil keluar lubang dengan susah payah dan selamat. Peristiwa tersebut menjadi alasan utama dihentikannya galian terowongan tersebut.
Keteguhan dan keyakinan yang begitu kuat telah membantu menguatkan Mastur Wardi dan Damin Khaerudin sang tokoh masyarakat yang gandrung akan kesejahteraan warganya. Dengan niat karena Alah yang Maha Perkasa, keduanya membulatkan tekad untuk meneruskan perjuangan. Dengan kondisi seadanya tanpa peralatan yang cukup, keduanya kembali bangun dari mimpinya untuk meneruskan perjuangan mereka. dengan dibantu oleh 2 orang yang lain (4 orang) mereka kembali memulai pekerjaan khusunya menembus bukit untuk membuat terowongan.
Bulan Desember 2010 pekerjaan dimulai oleh 4 orang yang dipimpin oleh Mastur Wardi dan Damin Khaerudin. Bukit kembali ditembus, tentunya dilokasi yang berbeda dengan sebelumnya. Mereka bekerja tanpa henti baik siang maupun malam. Selama pekerjaan berlangsung bertambah warga yang membantu menjadi 11 orang, namun 7 orang yang lain hanya membantu sekali-kali, sedangkan yang 4 orang bekerja tanpa henti. Bekal yang digunakanpun hanya bahan makanan yang masih tersisa dari hasil panen sebelumnya, karena selama pekerjaan mereka total tidak bisa mencari napkah. Dalam pelaksanaannya mereka menggali bukit dari kanan dan kiri sehingga akan ketemu di tengah-tengah. Tanpa alat pengukur mereka terus bekerja hanya dengan balincong, martil dan cangku seadanya. untuk mengukur tingkat ketepatan lurusnya lubang dan kemiringan hamparan sepenuhnya hanya menggunakan isting mereka. Setelah bekerja sekitar 4 bulan, akhirnya perjuangan tanpa pamrih tersebut selesai dengan tertembusnya bukit tersebut tepat jam 22.30 (jam 11 malam) hari kamis tanggal 10 bulan Maret 2011.
Selesainya terowongan, bukan berarti masalah terpecahkan. Namun masih terbentang kurang lebih 9 KM yang hraus kerjakan untuk saluran irigasi. Tapi karena masalah utamanya telah tuntas yakni membuat terowongan, akhirnya masyarakatpun turut antusias kerjabakti untuk membuat saluran, dari hari kehari warga yang kerjabakti teru bertambah yang akhirnya air sudah mulai sampai di areal permukiman warga dan nampaknya tidak akan lama lagi harapan warga untuk mendapatkan air akan terwujud. semoga...
Salam Kebangkitan...
Wasalam,
Pengirim Tulisan
SOLIHIN NURODIN
FB : nurodin_81@[at]yahoo[dot]com
Terimakasih, Cidaun Online sudah memberikan fasilitas ini untuk bisa turut berbagi informasi...